Blogroll

Sandra Amalia

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 16 Desember 2012

5 Hewan Kloning Yang Menyulut Kontroversi

Kloning telah mengalami kemajuan pesat selama 15 tahun terakhir yang dimulai dari domba yang dinamakan Dolly hingga seekor kuda bernama Prometea.
Sekalipun demikian, masalah etika serta akibat yang ditimbulkan dari hal itu menjadi bahan perdebatan sengit. Berikut ini merupakan 5 hewan hasil kloning yang dianggap menyebabkan kontroversi menurut Nick Collins seorang jurnalis Telegraph.

1. Domba Bernama Dolly
Kehadiran Dolly merupakan peristiwa penting dalam teknologi genetika yang menunjukkan bahwa para ilmuwan bisa membalikkan waktu selular dengan mengkonversi sel domba dewasa menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi domba baru.
Kelahirannya menyulut perdebatan sengit tentang etika dan akibat kloning. Seorang penulis mengklaim bahwa Dolly “menatap anda dengan kedua mata merahnya yang penuh kebencian”.
Sanggahan etika yang menentang kloning hewan diperkuat ketika domba tersebut dikritik pada tahun 2003 setelah mengidap penyakit paru-paru. Hewan tersebut ditimpa dengan masalah-masalah kesehatan juga menderita karena artritis prematur.
2. Tikus Bernama Cumulina
Cumulina merupakan yang pertama dari 50an tikus identik sepanjang tiga generasi yang dibuat di Universitas Hawai pada tahun 1998.
Hewan kloning tersebut dinamakan Cumulina karena dia dibuat dari DNA sel-sel kumulus yang mengelilingi telur yang sedang berkembang pada indung telur tikus betina.
Cumulina merupakan hewan pertama yang dikloning dari sel-sel dewasa yang bertahan hingga masa dewasa dan menghasilkan dua seperindukan sehat.
3. Gaur (Bos Gaurus) Bernama Noah
Noah hewan gaur (spesies dari Asia Tenggara yang mirip bison), merepresentasikan percobaan pertama yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mengkloning hewan yang terancam punah.
Para ilmuwan di Amerika berharap bisa mengambil langkah besar dalam upaya melindungi spesies yang terancam punah dengan melahirkan kloningan gaur di sebuah peternakan di Iowa. Namun Noah mati sesaat setelah lahir pada tahun 2001.
4. Kucing Bernama CC


CC atau Carbon Copy yang lahir pada tahun 2001 merupakan hewan peliharaan pertama yang dikloning.
Para ilmuwan berharap bahwa menciptakan carbon copy kucing bisa menawarkan jutaan pemilik piaraan kesempatan untuk membangkitkan hewan peliharan kesayangan keluarga.
Namun walaupun Rainbow yang merupakan kucing orisinil bertubuh gemuk dan memiliki warna putih dengan bintik-bintik coklat, coklat muda dan keemasan, CC bertubuh ramping dengan warna putih dan belang abu-abu. Lebih lagi, kedua kucing tersebut memiliki sifat berbeda, Rainbow pendiam tapi CC suka bermain. 

5. Sapi Bernama Vandyk-K Integ Paradise 2

Hewan ini merupakan salah satu dari tiga yang dikembangkan dari sel-sel yang diambil dari sapi yang memenangkan berbagai perlombaan bernama Vandyk K Integ Paradise di Amerika. Embrio-embrio yang dibekukan dari kloning tersebut ditanamkan pada induk-induk pengganti di Inggris.
Vandyk-K Integ Paradise 2 menjadi pusat pembicaraan ketika daging dari keturunan kloning tersebut masuk pasaran.
 
 

Cinta Adalah Obat Penghilang Rasa Sakit

Percintaan romantis yang dalam seperti obat yang sama efektifnya dengan morfin dan jenis penghilang rasa sakit lainnya, kata para ilmuwan.

Cinta Sebagai Obat Penghilang Rasa Sakit

Perasaan cinta yang dipicu oleh gejolak awal suatu hubungan memblokir rasa sakit fisik seperti cara kerja obat penenang atau penghilang rasa sakit, menurut penelitian.

Para ilmuwan di A.S. menguji teori tersebut pada 15 orang mahasiswa dan mahasisiwi yang berada dalam tahap awal percintaan.

Mereka diperlihatkan foto-foto pasangan mereka sementara alat penghantar panas yang dikendalikan komputer yang ditempatkan pada telapak tangan mereka memberikan rasa sakit dengan dosis ringan.

Pada waktu yang sama, otak para partisipan tersebut dipindai dengan alat pencitraan resonansi magnetik fungsional.

Studi tersebut menunjukan bahwa perasaan cinta yang dipicu dengan melihat foto seseorang yang dicintai berfungsi sebagai penghilang rasa sakit yang sangat manjur.

Memfokuskan pada foto seorang kenalan yang menarik ketimbang pasangan hubungan, tidak memberikan manfaat yang sama.

Hasil pemindaian mengungkapkan bahwa pengaruh cinta bisa dibandingkan dengan morfin atau kokain yang keduanya menargetkan pada "pusat-pusat penghargaan" otak.

Dr. Sean Mackey yang merupakan pemimpin penelitian itu dan kepala Divisi Pengelolaan Rasa Sakit di Pusat Medis Universitas Stanford di California, seperti yang dilansir oleh Telegraph mengatakan: "Ketika orang-orang berada dalam tahap cinta yang penuh gairah dan sangat kuat, ada perubahan-perubahan signifikan pada suasanan hati mereka yang berdampak pada pengalaman rasa sakit mereka."

"Kita mulai menggoda sistem-sistem penghargaan otak dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi rasa sakit."

"Sistem tersebut merupakan sistem yang sangat dalam dan tua pada otak kita yang melibatkan dopamin yaitu neurotransmiter primer yang mempengaruhi suasana hati, penghargaan dan motivasi."

Para ilmuwan merekrut mahasiswa dan mahasiswi Standford yang berada dalam sembilan bulan pertama hubungan romantis.

"Kami sengaja memfokuskan pada tahap awal cinta yang menggelora," kata Dr. Mackey."

"Kami tidak secara khusus mencari hubungan yang lama dan lebih matang."

"Kami menginginkan subyek-subyek yang merasakan euforia, bersemangat, secara obsesif memikirkan orang yang dicintai, mengharapkan kehadiran mereka."

"Ketika cinta yang menggelora digambarkan seperti ini, dalam aspek tertentu kedengarannya seperti kecanduan, ketagihan atau adiksi."

"Kami pikir mungkin ini memang melibatkan sistem otak yang sama seperti yang terlibat dalam kecanduan-kecanduan yang sangat berhubungan dengan dopamin."

Dopamin merupakan salah satu bahan kimia otak yang mengirimkan sinyal-sinyal antar sel saraf atau neuron.

Pusat sistem penghargaan otak membantu kita "merasa nikmat" ketika menikmati pengalaman yang menyenangkan.

Jalur-jalur dopamin sangat dekat berhubungan dengan kecanduan dan penghilangan rasa sakit yang distimulasi oleh morfin dan obat-obatan opioid atau analgesik lainnya.

Penelitian itu menemukan bahwa aktivitas pengalihan asosiasi kata juga mereduksi rasa sakit tapi dengan cara berbeda.

Para partisipan diberikan tantangan mental seperti memikirkan olahraga tanpa bola untuk membawa pikiran mereka menjauh dari rasa sakit.

Tujuannya ialah untuk memastikan bahwa cinta tidak berfungsi hanya sebagai pengalihan atau distraksi.

Para ilmuwan menemukan bahwa baik cinta maupun pengalihan melawan rasa sakit tapi mereka bekerja pada jalur-jalur otak yang sangat berbeda.

Dr. Jarred Younger, rekan peneliti yang juga dari Standford mengatakan: "Analgesia yang distimulasi oleh cinta lebih banyak berhubungan dengan pusat penghargaan otak."

"Hal tersebut nampaknya melibatkan aspek-aspek otak yang lebih primitif yang mengaktifkan struktur dalam yang memblokir rasa sakit pada tingkat spinal (berhubungan dengan tulang belakang) yang mirip dengan cara kerja analgesia opioid."


http://sainspop.blogspot.com

Menyusui Terkait Dengan Ukuran Otak

Menurut penelitian baru, menyusui berkaitan dengan kepintaran.
Para ilmuwan menemukan bahwa ada hubungan langsung antara ukuran otak mamalia termasuk manusia dan jumlah waktu menyusui.

Lebih lama waktunya, lebih besar otaknya.

Penemuan ini cenderung menambah satu bobot lagi pada argumen yang menyatakan bahwa "ASI adalah yang terbaik" walaupun para peneliti mengatakan bahwa mereka tidak yakin apakah energi yang disuplai oleh susu atau apakah gizi yang membuat perbedaan tersebut.

"Hal itu mendukung teori bahwa menyusui dan perkembangan otak saling berhubungan satu sama lain," tutur sang peneliti Profesor Robert Burton di Universitas Durham, seperti yang dikutip Telegraph (29/03/11).

"Yang tidak kita ketahui saat ini ialah apakah ada sesuatu dalam ASI yang membantu otak untuk tumbuh.

"Bagian-bagiannya telah menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan para ilmuwan untuk beberapa waktu.

"Saat ini kita tak dapat mengatakan dengan pasti bahwa susu formula bukanlah pengganti yang memadai."

Prof. Barton dan timnya mempelajari 128 spesies mamalia termasuk manusia, untuk melihat apakah ada hubungan antara seberapa banyak waktu yang "diinvestasikan" untuk mengasuh mereka dan ukuran otak mereka.

Mereka menemukan bahwa lebih lama periode kehamilan dan menetek yang lebih lama secara langsung mempengaruhi ukuran otak.

Sebagai contoh, dalam perbandingan, seekor rusa yang kira-kira seberat manusia, hanya hamil selama tujuh bulan dan menyusuia sampai enam bulan.

Hal ini menyebabkan ukuran otak yang enam kali lebih kecil dari otak manusia.

"Dalam istilah umum memang hal tersebut mendukung gagasan bahwa 'ASI yang terbaik' dan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia yang menyarankan bahwa anda harus memberikan ASI selama 18 bulan atau dua tahun memang benar adanya," tutur Prof. Barton.

Tiga tahun lalu sebuah studi yang melibatkan hampir 14.000 anak menemukan bahwa mereka yang menetek memperoleh nilai yang secara signifikan lebih baik dalam tes IQ.

Studi satunya lagi yang dipublikasikan baru-baru ini menunjukkan bahwa para bayi yang menetek lebih baik dalam melakukan aktifitas membaca, menulis dan matematika pada umur sekitar lima, tujuh, 11 dan 14.

ASI telah lama diketahui memperkuat sistem ketahanan tubuh bayi yang membantu melawan infeksi telinga, sakit perut dan bahkan asma.

Jadi jika seorang Ibu benar-benar peduli dengan masa depan anak-anaknya, maka dia tahu bahwa air susunya memang sudah dirancang sedemikian rupa untuk kebaikan anak-anaknya.

Penemuan baru ini dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

http://sainspop.blogspot.com

Laptop dan Ketidaksuburan: Cara Duduk Berpengaruh

Mendekatkan kedua kaki menghasilkan panas skrotum yang tak diinginkan ketimbang panas laptop itu sendiri.

Jika para pria bisa mencari cara untuk mengoperasikan komputer laptop dengan kaki agak terbuka, mereka mungkin bisa membatasi resiko ketidaksuburan, menurut temuan penelitian baru.

Memposisikan kaki tetap renggang ketika menggunakan laptop tidak akan menghasilkan panas berlebihan pada bagian skrotum ketimbang mendekatkan kedua kaki, para ilmuwan melaporkan temuan tersebut lewat internet di Fertility and Sterility pada tanggal 8 November 2010. Menempatkan pelindung di bawah laptop nampaknya tidak membantu mengatasi panas tersebut.

Skrotum yang panas bukan bahan tertawaan. Testis pada umumnya 2 atau 4 derajat Celsius lebih dingin dari temperatur standar tubuh yang merupakan lingkungan unik kondusif terhadap sifat pembelahan cepat sel-sel sperma. Memanaskan bagian tersebut bisa memicu tekanan oksidatif, memperlambat gerakan sperma dan mengurangi kemampuan mereka untuk membuahi sebuah telur selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, kata Edmund Sabanegh yang merupakan seorang urolog di Klinik Cleveland di Ohio. Demikian seperti yang dikutip dari ScienceNews, (10/11/10).

Dalam studi baru tersebut, urolog Yefim Sheynkin dari Universitas Stony Brook di New York dan para koleganya mendaftarkan 29 pria berumur 21 hingga 35 tahun untuk berpartisipasi dalam tiga tes di mana setiap pria mengoperasikan sebuah komputer laptop di atas pahanya selama satu jam. Tes pertama memerlukan pendekatan kedua paha ketika menggunakan laptop tersebut. Tes kedua membutuhkan posisi yang sama tapi dengan pelindung terpasang di bawah laptop. Tes ketiga memperkenankan para pria untuk meregangkan kaki mereka pada sudut 70 derajat ketika mereka menggunakan laptop dengan pelindung untuk menahan laptop yang cukup lebar untuk menjangkau kedua kaki dan menstabilkan komputer itu.

Setiap pria menyelesaikan ketiga tes tersebut, tapi hanya melakukan satu tes per hari. Sebelum setiap eksperimen, sensor-sensor merekam temperatur skrotum tiap-tiap relawan dan merekam setiap perubahan selama sesi tes.

Penggunaan laptop pada ketiga tes meningkatkan temperatur skrotum pria secara signifikan dari waktu sebelum tes, tapi menjaga kaki tetap terbuka membatasi kenaikan ini sekitar 1,4 derajat Celsius selama waktu tes. Ketika kaki dirapatkan temperatur naik 2,2 derajat jika menggunakan pelindung dan 2,3 derajat tanpa pelindung.

Lebih lagi, butuh waktu rata-rata 28 menit bagi temperatur skrotum untuk naik 1 derajat Celsius ketika para pria meregangkan kaki mereka, tapi hanya 14 menit untuk meningkatkan temperatur seperti itu ketika mereka mendekatkan kaki mereka dengan pelindung dan 11 menit tanpa pelindung.

"Mendekatkan kaki seperti kebanyakan orang menggunakan laptop memang nampaknya merupakan yang terburuk," tutur Sabanegh. "Hal ini sangat masuk akal."

Pelindung laptop yang juga disebut laptop pads atau trays dijual di internet dan di toko komputer atau alat-alat perkantoran walaupun pada umumnya tidak begitu protektif, kata Sheynkin. Dia merekomendasikan bahwa para pria menempatkan laptop di atas meja yang memungkinkan mereka untuk bebas menggerakkan kaki mereka dan menghindari terjebak pada posisi tunggal untuk periode yang cukup lama.

Sabanegh mengatakan bahwa banyak pria sudah memahami resiko peningkatan temperatur skrotum. Walaupun panas seperti itu tidak selalu menjadi masalah utama bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan, itu merupakan bagian konseling. "Aku akan mengatakan kepada mereka, 'Cobalah untuk menjadi sehat di segala bidang yang bisa anda lakukan.' Hal itu berarti berhentilah menaruh laptop pada pangkuan anda, berhentilah menggunakan bak mandi panas dan hal lain seperti itu."

http://www.fertstert.org/article/S0015-0282(10)02689-0/abstract
http://sainspop.blogspot.com

Otak Kelelawar & Suara Yang Kita Fokuskan

Bagaimana anda tahu apa yang harus didengar? Di tengah-tengah kegaduhan pesta, bagaimana seorang ibu tiba-tiba fokus kepada suara tangisan seorang anak, walau bukan anaknya sendiri?

Otak Kelelawar & Suara Yang Kita Fokuskan

Bridget Queenan seorang kandidat doktoral neurosains di Pusat Medis Universitas Georgetown meneliti kelelawar berjenggot (Pteronotus parnellii) untuk membantunya memecahkan teka-teki ini.

Pada pertemuan tahunan Perhimpunan Neurosains di San Diego, Queenan akan melaporkan bahwa dia telah menemukan neuron-neuron dalam otak kelelawar yang nampaknya "menyuruh diam" neuron lainnya ketika suara komunikasi relevan datang. Proses tersebut menurut ibu Bridget bisa saja berlaku juga pada manusia, seperti yang diberitakan oleh e! Science News (14/11/10).

Dalam penyelidikannya, dia juga menemukan bahwa "beberapa neuron nampaknya tahu untuk berteriak lebih keras untuk melaporkan suara komunikasi dalam kegaduhan."

"Jadi sekarang kita bisa mulai menyimpulkan bagaimana sel-sel dalam otak anda mampu menangani lingkungan indera kompleks tempat tinggal kita," tambah ibu Queenan.

Untuk memahami fungsi pendengaran otak, kelelawar secara khusus merupakan hewan yang menarik untuk dipelajari karena hewan tersebut memproses suara lewat gema lokasi (menentukan lokasi sesuatu dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh gema untuk kembali dari titik tersebut) yang merupakan sejenis sonar biologis. Kelelawar menghasilkan suara lalu mendengar gema tersebut yang dihasilkan ketika suara tersebut terpantul dari obyek-oyek di sekitarnya. Kelelawar menggunakan gema ini untuk mencari jalan dan untuk berburu.

Otak kelelawar tak hanya harus memproses aliran gema konstan tapi juga harus secara bersamaan memproses komunikasi sosial kelelawar, tutur ibu Queenan.

"Apa yang akan kita coba ketahui ialah bagaimana seekor kelelawar dapat terbang sembari menggema lokasi, mengeluarkan bunyi berciut dan mendengarkan suaranya sendiri yang terpantul balik di tengah-tengah koloni ratusan kelelawar yang juga menggema lokasi dan mungkin secara bersamaan mendengarkan kelelawar lainnya berkata 'hati-hati!' Kelelawar memang kadang kala mengeluarkan suara hati-hati," katanya. "Malahan kelelawar memiliki sekumpulan suara komunikasi: suara marah, suara peringatan, dan suara yang mengatakan tolong jangan sakiti saya."

Wilayah pemrosesan pendengaran dalam otak kelelawar lebih besar dari pusat-pusat lainnya, sama seperti pusat pemrosesan penglihatan pada manusia yang lebih besar. "Manusia utamanya beraktifitas dengan penglihatan jadi porsi besar dalam otak diperuntukkan bagi pemrosesan penglihatan. Kelelawar di lain pihak beraktifitas dengan suara," kata ibu Queenan.

Dalam studi ini, ibu Queenan beserta para koleganya menghadirkan berbagai kombinasi suara gema lokasi dengan berbagai suara komunikasi untuk membangunkan para kelelawar untuk melihat bagaimana neuron-neuron dalam otak kelelawar menangani bunyi hiruk pikuk ini. Para peneliti menemukan bahwa beberapa neuron kelelawar mengontrol aktifitas neuron lainnya ketika suara-suara penting dirasakan. Para peneliti ini juga menemukan neuron-neuron lain yang memperbesar persepsi komunikasi kelelawar dalam latar kegaduhan suara. Kerjasama kumpulan neuron ini memungkinkan kelelawar untuk mendengar apa yang perlu didengar.

"Semua organisme secara konstan terbebani dengan rangsangan-rangsangan yang datang seperti suara, cahaya, getaran dan lain sebagainya, dan sistem pancaindera kita harus menyortir rangsangan yang paling relevan untuk membantu kita bertahan hidup," kata ibu Queenan. "Sebagai manusia-manusia kita tak hanya sensitif terhadap tangisan seorang anak, tapi kita memperhatikan kilasan cahaya lampu ambulans walaupun kita sedang asik melakukan hal lain.

Ibu Queenan mengatakan bahwa tugas berikutnya ialah untuk merekam neuron-neuron pada kelelawar yang tak hanya terbangun tapi terbang.

http://gumc.georgetown.edu/

Musik dan Otak

Selasa, 20 November 2012 - Mungkin anda berpikir kalau sains tidak mampu mengkuantifikasi cita rasa manusia seperti musik. Tetapi sejumlah penelitian menunjukkan sains bisa melakukan itu.

Otak Mampu Mengenali Nada “Sedih” dan “Bahagia”
Anda tidak membutuhkan lirik untuk mengetahui suara musik sedih seperti apa, misalnya lagu penguburan. Anda juga tahu kalau suara musik bahagia seperti apa, tanpa pernah mendengarkannya.
Otak mampu mengenal nada sedih dan bahagia tanpa pengalaman karena tertanam secara genetik. Dua tipe chord dan skala kunci utamanya yang disebut sebagai mayor dan minor. Chord mayor cenderung terdengar positif dan mengangkat, sementara chord minor terdengar horor dan sedih. Anda bisa melihat perbedaannya dalam video berikut. Di video ini, seniman berusaha menyanyikan lagu riang “Fur Elise” dengan A mayor, bukannya A minor:
Para peneliti mencoba meneliti ini dengan mengunjungi suku asli terisolir di Brazil. Tujuannya adalah mengetahui apakah mereka juga memiliki persepsi musik “gembira” dan “sedih” seperti kita. Walaupun musik mereka berbeda sekali dengan kita, mereka menemukan inti emosional dari lagu sama seperti yang kita akan identifikasi. Ketika terpapar pada pilihan piano kunci mayor, mereka lebih mungkin memilih gambar dengan wajah gembira, sementara ketika mendengar piano kunci minor, mereka memilih gambar wajah sedih atau muram.
Kita dapat memanipulasi hal ini sehingga musik yang terdengar marah atau sedih dapat terdengar gembira. Sebagai contoh, mendengarkan lagu heavy metal menghasilkan reaksi otak yang sama seperti agresi, namun pendengar dapat lebih tenang dan gembira.
Referensi
Cadwallader, Stuart and Jim Campbell (2007) Gifted students beat the blues with Heavy Metal, British Psychological Society’s Annual Conference, University of York, March 2007.
Coss, S. 2009. The Effects of Heavy Metal Music on Aggression in College Students. Loyola University New Orleans.
Undurraga, E.A. et al. 2009. Musical Chord Preference: Cultural or Universal? Data from a Native Amazonian Society. Tsimane’ Amazonian Panel Study Working Paper #64.
Youtube. What “For Elise” Would Sound Like in a Major Key. http://www.youtube.com/watch?v=Y-rZD2AsHbI
Rumus Merangsang Tangisan
Orang dapat menangis ketika mendengar lagu tertentu. Dua puluh tahun lalu, seorang psikolog memutuskan untuk mengetahui apa penyebab lagu tertentu dapat mendorong tombol emosi kita. Ia pertama meminta orang menentukan lagu yang merangsang reaksi fisik dari para responden, dan menemukan kalau hampir semua lagu tersebut menggunakan sebuah alat yang disebut appoggiatura. Appogiatura adalah sebuah nada yang bertabrakan dengan melodi, namun pecah dengan nada lain yang membawa anda kembali ke lagu.
 Coba anda mendengarkan lagu “The Rainbow Connection”. Perhatikan nada pada lirik Someday we’ll find it, the rainbow connection. The lover, the dreamer and me.” ). Frasa  ”Someday we’ll find it, the rainbow con- …” mengikuti pola “da di da di da”. Namun pada”-nec,” terjadi lompatan nada. Nada G-tajam tidak merupakan bagian dari chord mayor F-tajam sebelumnya. Ketika “-tion”, nada kembali lagi. Kembalinya nada ini membuat anda tenang kembali dari gejolak emosi yang hadir.
Lagu “Someone Like You” dari Adele memanfaatkan appogiatura. Pakar musik NPR, Rob Kapilow, mengatakan kalau lagu ini populer karena memanfatkan hal tersebut. Appogiatura hanya satu dari beberapa rumus merangsang tangisan. Dikombinasikan dengan awal lagu yang lembut kemudian menanjak, memasukkan instrumen, harmoni, atau suara baru ke dalam bagian tengah lagu, semuanya mendorong gejolak emosi.
Gejolak emosi ketika orang menangis melepaskan dopamin, sebuah zat mirip heroin yang ada di otak manusia.
Referensi Lanjut
Cracked.com. 2012. 5 Insane Explanations for Stuff Your Body Does Every Day. http://www.cracked.com/article_19913_5-insane-explanations-stuff-your-body-does-every-day.html
NPR Music. 2012. Another Take on the ‘Appoggiatura’. http://www.npr.org/2012/02/14/146888725/another-take-on-the-appoggiatura
Sloboda, J. 1991. Music Structure and Emotional Response: Some Empirical Findings. Psychology of Music, 19:110-120
Sullivan, B. 2012. The Apoplexy over Appoggiatura: An Explanation. http://cassettetheory.wordpress.com/tag/rainbow-connection/
Kecanduan Musik
Otak pada dasarnya akan menembakkan dopamin setiap orang merasakan atau melakukan sesuatu yang ‘baik’. Salah satu perbuatan baik tersebut adalah mendengarkan musik. Dopamin bersifat narkotika sehingga jika anda merasa lagu tersebut enak, anda akan terus ingin mendengarkannya.
Hal ini telah dimanfaatkan untuk memanipulasi manusia. Sebagai contoh, petugas parkir di Chicago mempatenkan sebuah sistem yang membuat lift mengeluarkan lagu berbeda untuk lantai berbeda, yang membantu konsumen mengingat dimana ia memarkir mobil. Begitu pula, perasaan anda ketika mendengarkan sebuah lagu, dapat sepenuhnya mempengaruhi apakah anda menyukai atau tidak menyukai lagu tersebut. Kondisioning ini begitu kuat, sehingga ketika ia tertempel, otak anda akan mulai mencari tipe musik tertentu sehingga ia dapat memanipulasi dirinya sendiri ke kondisi emosi yang diinginkan.
Musik yang anda dengar dapat mempengaruhi mood anda dan begitu juga mood anda mempengaruhi pendapat anda mengenai musik tersebut. Jika seseorang mengiklankan sebuah produk dengan lagu yang anda asosiasikan sebagai lagu kenangan buruk, maka anda tidak akan menyukai produk tersebut.
Referensi
Bierley, C., McSweeney, F.K., Vannieuwkerk, R. 1985. Classical Conditioning of Preferences for Stimuli. Journal of Consumer Research, 12(3)
Haring, M. 2011. 5 Things You Do Everyday That Actually Addictions. http://www.cracked.com/article_19426_5-things-you-do-every-day-that-are-actually-addictions.html
Warshauer, M.C. 1987. Multi-Level Vehicle Parking Facility
Wikipedia. Classical Conditioning. http://en.wikipedia.org/wiki/Classical_conditioning
Witchel, H. 2011. You Are What You Hear: How Music and Territory Make Us Who We Are. Algora Publishing.
Pilihan Musik Anda ditentukan oleh Masa Remaja
Menurut pakar neurosains, Daniel Levitin, pilihan kita akan musik ditentukan oleh masa remaja. Hal-hal tertentu lebih mudah dipelajari pada saat muda daripada tua. Ketika otak anda baru dan masih berkembang, ia terus menciptakan jalur syaraf baru dan berbeda untuk melakukan semua tugas mental ynag dibutuhkan sepanjang hidup anda. Otak anda mengambil perhatian, mengembangkan jalur syaraf untuk mengenali musik kebudayaan anda. Pada usia 10 tahun, anda mulai membedakan mana musik baik dan mana musik buruk. Pada usia 12, anda mulai mengidentifikasi diri dengan pilihan musik. Pada usia 14, pilihan musik anda telah terkunci.
Salah satu kritik musik menunjuk icon musik terbesar 50 tahun terakhir untuk mengetahui fakta ini. Bob Dylan dan Paul McCartney keduanya 14 tahun saat mereka terpaparkan Elvis dan keduanya menyatakan kalau hal tersebut yang memicu mereka untuk berkarir di dunia musik. Ketika Beatles muncul di the Ed Sullivan Show, Bruce Springsteen, Stevie Wonder, dan Billy Joel semua berusia 14 tahun dan menontonnya.
Referensi
Hajdu, D. 2011. Forever Young? In Some Ways, Yes. http://www.nytimes.com/2011/05/24/opinion/24hajdu.html?_r=1&
Levitin, D.J. 2007. This is Your Brain on Music: The Science of Human Obsession. Plume.
Levitin, D.J. 2007. This is Your Brain on Powell’s: Reflections on a Great Bookstore and on Music. http://www.powells.com/essays/levitin.html
Homogenisasi Pop
 Terdapat kecenderungan kalau musik pop tumbuh semakin seragam dalam 50 tahun terakhir. Dataset The Million Song menggunakan algoritma untuk menganalisis lagu pop sejak tahun 1955. Program ini mengevaluasi lagu berdasarkan kenyaringan, keragaman nada, kemajuan chord, dan tempo. Apa yang ditemukan robot Johnny 5 adalah para musisi sekarang adalah peniru, dan mereka semakin mirip seiring berjalannya waktu. Ketika elemen-elemen dipecah, pola muncul. Bahkan walaupun set data ini memeriksa berbagai genre pop seperti rock, hip hop, dan metal, trendnya sangat jelas: semakin kurang beragam dan semakin nyaring. Seperti yang diduga oleh para orang tua. Faktanya, para peneliti menyimpulkan kalau pendengar modern sekarang terlatih untuk mengasosiasikan kenyaringan dengan kebaruan:
“Karenanya, nada lama dengan sedikit kemajuan chord, sonoritas instrumen baru yang sejalan dengan kecenderungan modern, dan direkam dengan teknik modern yang memungkinkan peningkatan level kenyaringan dapat dipersepsi dengan mudah sebagai kebaruan, kegayaan, dan terobosan baru.”
Grafik berikut menunjukkan keanekaragaman timbral atau keanekaragaman suara lagu pop sejak tahun 1955:
Referensi
Carroll, S. 2012. Music Was Better in the Sixties, Man. Discover Magazine. http://mblogs.discovermagazine.com/cosmicvariance/2012/07/28/music-was-better-in-the-sixties-man/
Serra, J. et al. 2012. Measuring the Evolution of Contemporary Western Popular Music. Nature, July 2012.
Sumber Utama: